Kemarahan Meningkat Saat Wartawan Afghanistan Tetap Terdampar dalam Kondisi Mengerikan

BRITANIA RAYA: Ketika kemarahan tumbuh atas keengganan pemerintah Inggris untuk merilis persyaratan masuk terbaru untuk program pemukiman kembali andalannya, ratusan jurnalis Afghanistan masih terdampar di tempat yang semakin lama semakin banyak. “mengerikan” kondisi.

Sekelompok kelompok kebebasan pers dan kebebasan berbicara, termasuk Index on Censorship, National Union of Journalists, PEN International, dan English PEN, mengirim surat kepada sekretaris dalam negeri Suella Braverman akhir pekan ini menanyakan mengapa fase selanjutnya dari skema pemukiman kembali warga Afghanistan (ACRS) belum sepenuhnya dijelaskan.

– Iklan –

Beberapa jurnalis yang mendukung misi barat di Afghanistan telah menemukan tempat berlindung yang aman di Jerman, Prancis, dan Kosovo. Namun, beberapa orang mengatakan bahwa Inggris tidak berbuat banyak untuk membantu para jurnalis tersebut.

Martin Bright, editor-at-large Index on Censorship, mengatakan bahwa jurnalis Afghanistan di Afghanistan, Pakistan, dan Iran meminta pindah karena pemerintah Inggris tidak mau menjelaskan apa yang sedang terjadi. Tidak ada jaminan para jurnalis ini bisa bergerak, tapi sepertinya mereka termasuk kandidat terbaik.

– Iklan –

Perkiraan menunjukkan bahwa 200 wartawan Afganistan, kebanyakan perempuan, telah melarikan diri ke Iran dan Pakistan. Mereka mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran di sana karena visa mereka akan segera habis, dan tidak banyak bukti bahwa mereka akan dapat memperoleh yang baru. Indeks tersebut dapat langsung berbicara dengan 35 jurnalis di Pakistan dan Afghanistan yang berada dalam bahaya karena platform yang mereka gunakan dienkripsi.

Salah satu contohnya melibatkan seorang jurnalis wanita Afghanistan yang melarikan diri ke Pakistan, yang berbahaya karena ada simpatisan Taliban di sana. Dia diperlakukan dengan buruk di Pakistan karena kebangsaan dan rasnya, dan semuanya memuncak ketika dia dilecehkan secara seksual di jalanan.

– Iklan –

Beberapa wartawan Afghanistan dilaporkan ditahan di kota Islamabad, Pakistan bulan lalu, dan ponsel, laptop, serta kamera mereka disita.

Boris Johnson, yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri, mengumumkan pembentukan ACRS pada Agustus 2021. Dia memberikan fokus khusus pada jurnalis dan orang-orang yang memperjuangkan demokrasi, hak-hak perempuan, dan kebebasan berbicara.

Orang-orang yang sudah dievakuasi bisa memulai program dengan sungguh-sungguh pada Januari 2022. Setelah itu, sedetik “jalan” dibuka untuk pengungsi di negara terdekat seperti Pakistan dan Iran.

Jalur ketiga diharapkan dapat dibuka sepenuhnya tahun ini setelah memberikan preferensi kepada kontraktor yang bekerja untuk organisasi seperti British Council. Meski belum ada detailnya, jurnalis kemungkinan akan menjadi salah satu prioritas utamanya.

Baca Juga: Perbatasan Torkham Pakistan-Afghanistan Ditutup, Suara Tembakan Terdengar Warga